Cerita Seru Nikmat Kontol Disepong Sampai Crot
Malam tahun baru yang lalu, gue diundang ke suatu pesta anak-anak muda kalangan the have. Pestanya diadakan di suatu villa di Curug Sewu, di kaki gunung Salak, jalan masuknya cuma buat satu mobil. Kebetulan gue dan temen gue Ferry dateng yang paling belakang dan gue nggak nyangka waktu gue lihat mobil-mobil yang parkir di situ Opel Blazer DOHC gue ternyata yang paling murah !!
Kita berdua langsung masuk ke villa yang paling besar, di sana sudah ada beberapa orang tamu cowok cewek, semuanya anak muda dengan dandanan yang keren. Ferry langsung ngenalin gue ke tuan rumahnya, dia cewek dengan tubuh yang aduhai umurnya kurang lebih 26 tahun, namanya Elena. Menurut Ferry, dia adalah anak seorang bankir di Jakarta.
Nggak lama kemudian, Elena ngebuka acara hura-hura ini . Sambil makan Ferry bilangin gue kalau nanti jangan kaget, dengan bisik-bisik dia bilang, “Ndra, coba elo itung jumlah cowok sama ceweknya sama nggak ?”. Selintas gue hitung dan ternyata jumlahnya nggak jauh beda, gue langsung nanya, “Emangnya kenapa Fer ?”. Temen gue ini nyahutin dengan tenang, “Tenang aja Ndra, pokoknya elo puas lah !”. Sehabis makan, gue nyari kenalan buat ngobrol dan ada seorang cewek yang menarik perhatian gue.
Nama cewek ini, Dinda tingginya sekitar 158 cm, kulitnya putih dengan rambut sebahu. Dia memakai kaos yang ketat dengan belahan di dada yang cukup menantang kejantanan gue, buah dadanya nggak terlalu besar tapi bentuknya bagus. Yang paling bikin gue penasaran adalah pandangan matanya yang memperlihatkan hasrat bercinta. Untuk beberapa saat, kita berdua ngobrol kesana kemari dan akhirnya gue tahu kalau dia baru berumur 22 tahun dan masih kuliah di suatu perguruan tinggi di daerah Kalibata.
Nggak berapa lama, suara musik disco berkumandang dan Elena berteriak lewat mike, “Dancing time, guys !!”. Dan beberapa orang langsung turun berjoget, gue nggak tahan juga akhirnya gue tarik Dinda turun ke lantai dansa. Ternyata dia seorang pe-disco yang hot, gerakan-gerakan tubuhnya bener-bener membangkitkan kejantanan gue. Beberapa kali buah dadanya di tempel dan digoyang-goyangkan di dada gue dengan sengaja, seolah nantang gue.filmbokepjepang.com
Kurang lebih 1 jam kita berjoget, akhirnya kita mutusin untuk break dulu. Gue nawarin dia mau minum apa dan dia nyahut dengan nakal, “Gimana kalau whisky cola aja ?”. Wah, gile juga nih cewek abis kita minum-minum, ternyata lagunya diganti jadi slow and romantic dan Dinda langsung narik gue balik melantai. Dia langsung meluk gue buah dadanya langsung terhimpit diantara kita berdua, dan membuat kemaluan gue menegang. Gue pikir si Dinda pasti ngerasa juga nih.
Akhirnya gue beraniin nyium belakang telinganya dan gue terusin ke lehernya, udah itu tangan kanan gue meremas dengan pelan pantatnya yang berisi dan Dinda cuma menggumam nikmat. Gerakan itu gue ulang beberapa kali, dan terasa desah nafasnya makin keras akhirnya Dinda nggak tahan, bibir gue langsung di kulumnya gue ngerasain lidah kita beradu. Buat makin ngerangsang, gue gesek-gesek kemaluannya pakai tangan gue.
Lagi enak-enaknya kita ciuman, tahu-tahu musik di balikin lagi jadi disco bubar deh, rangsangan-rangsangan yang gue buat tadi. Sementara gue sama Dinda nge-slow dance, rupanya makin banyak minuman keras yang beredar. Nggak lama ada seorang cewek naik ke atas meja dan ngejoget dengan gerakan-gerakan yang hot, dan lagi-lagi Elena berteriak lewat mikenya DJ, “It’s free time hey, Finny show your naked body !”. Dan cewek yang lagi joget diatas meja tadi langsung ngelepasin blusnya dan disusul dengan BHnya, cowok-cowok langsung bertepuk-tangan dan bersuit-suit, sementara cewek-ceweknya berteriak histeris. Beberapa diantara mereka langsung mengadakan gerakan-gerakan sex foreplay. Dalam hati gue berteriak, “Damn, ini yang dimaksud sama Ferry tadi !”.filmbokepjepang.com
Akhirnya perhatian gue balik ke Dinda lagi, yang sebelumnya gue peluk dari belakang gue cium tengkuknya yang putih, yang dipenuhi dengan bulu-bulu halus dan tangan gue mulai masuk ke balik kaosnya mencari buah dadanya. Waktu gue mulai meremas buah dadanya, Dinda cuma menggeliat senang di pelukan gue, dan dia berusaha masukin tangannya ke celana gue. Sesaat kemudian, dia berbisik, “Ndra, fuck me please gue udah nggak tahan nih !”, udah itu si Dinda narik gue ke salah satu kamar di lantai dua.
Begitu pintu ketutup, Dinda langsung meluk dan bibirnya langsung melumat bibir gue dan tangannya langsung ngelepasin ikat pinggang dan celana gue, setelah itu dengan nggak sabar dia melorotin celana dalam gue. Akhirnya kontol gue yang udah berdiri dari tadi nongol keluar dan Dinda dengan sigap menggenggam kontol gue dan diarahin ke mulutnya. Dalam sekejap kontol gue setengahnya udah masuk mulutnya, sementara itu gue ngelepasin kemeja dan gue ngerasain nikmatnya kontol dihisap dan diemut. Sambil ngebungkuk, gue ngebukain kaos sama BHnya Dinda, ternyata badannya bener bener putih mulus, teteknya bulat penuh dengan puting yang berwarna merah tua dan si Dinda masih ngemut dan ngisep kontol gue dengan bernafsu.
Setelah gue pikir dia cukup ngisepin kontol gue, si Dinda gue bimbing dan gue celentangkan di ranjang. Sesudah itu gue bukain rok dan celana dalamnya, gue ngeliat bibir kemaluannya tidak ditutupi jembut sama sekali. Ketika jari gue mulai masuk ke vaginanya, gue ngerasa vaginanya mulai basah. Sementara itu, mulut dan lidah gue mulai bermain-main di teteknya, putingnya adalah sasaran yang menggairahkan dan tangan gue yang satu nggak ketinggalan mulai ngeremas-remas teteknya yang mulai mengeras. Si Dinda cuma mendesah-desah dan menggeliat merasakan nikmatnya jari dan kecupan gue, tangannya cuma bisa menarik-narik rambut gue.
Pelan-pelan jari gue bergerak makin dalam dan akhirnya tersentuhlah clitorisnya, langsung aja si Dinda mendesah, “Uhghh, Ndra lagii, emmhh” dan bibir gue ngerasain teteknya makin tegang. Kecupan dan jilatan lidah gue akhirnya menjelajahi kedua teteknya dan lembah diantaranya, dan jari-jari gue tetap ngemainin clitorisnya yang membuat Dinda makin menggelinjang-gelinjang dan desahannya makin keras, “Ohhh, Ndra . Ufhh, oohhh”. Memeknya terasa makin basah dan bibir vaginanya makin menggembung, tanda nafsu birahinya makin menggelora.
Akhirnya, gue ngambil posisi 69, kontol gue jatuh diatas mulutnya dan mulut gue mulai bekerja dengan mengecup bibir vaginanya. Makin lama gue tambah kekuatan kecupan gue, makin lama dan makin kuat, sekali-kali lidah gue mendesak masuk kesisi dalam dari vaginanya. Si Dinda hanya bisa menggelinjang dan mengangkat pinggulnya, karena mulutnya lagi sibuk ngisep kontol gue. Nggak lama dia ngelepasin kontol gue dan ngejerit, “Ndra, fuck me .. please, gue nggak tahan lagi, please !”.
Gue putar badan dan Dinda langsung ngebuka selangkangannya, dengan dua jari gue buka memeknya yang sudah menggembung itu dan gue gesek-gesekan kepala kontol gue ke bibir vaginanya bagian dalam. Si Dinda makin menggelinjang dan mendesah-desah, setelah itu gue masukin setengah kontol gue ke memeknya dan gue goyang maju mundur tapi gue jaga cuma setengah kontol gue yang masuk. Nggak lama Dinda ngejerit lagi, “Ndra ayo masukin kontol elo semuanya yang dalem Ndra “.filmbokepjepang.com
Tapi gue cuekin aja permintaannya itu, karena gue pingin ngebuat dia makin terangsang. Cuma kepala kontol gue yang bersenggolan sama selaput dara dan kadang-kadang gue ngerasain clitorisnya di ujung kontol gue, sementara itu goyangan gue makin cepat dan membuat Dinda makin terangsang. Si Dinda makin nggak tahan untuk dientot, “Indra ayo dong entot gue emmhh, masukin yang dalem Ndra ” bujuknya manja. “Ok, kalau elo mau ngerasain panjangnya kontol gue, kita ganti posisi aja”.
Udah itu, gue ngambil posisi duduk selonjor dan si Dinda gue suruh berjongkok menghadap ke gue. Langsung aja kontol gue digenggamnya dan diarahin ke memeknya, udah itu dia ngedudukin pinggul gue dan kontol gue langsung terbenam di memeknya yang basah lembab itu. “Ok, Din sekarang elo goyang pelan pelan naik turun, gimana ?” dan dia nyahut, “Ndra, kontol elo bener-bener fit di memek gue emmm, ufhhh “. Terusnya Dinda bergerak naik turun seperti orang naik kuda, gesekan kontol gue dan memeknya memberikan kenikmatan yang luar biasa, makin lama gerakannya makin cepat dan desahannya juga makin keras, “Oghhh . Ohhhh, emmm .. ufghh”.
Dan gue juga ngerasain kontol gue dialirin cairan vagina yang makin banyak. Sementara itu, tangan gue mengelus-elus punggungnya dan meremas teteknya, gerakan teteknya yang seirama dengan naik turun badannya benar benar sensual. Kurang lebih setengah jam si Dinda berkuda diatas kontol gue, dia ngejerit kecil, “Ndra ughhhh. gue orgasme . Ohhh, ohhh” dan tiba tiba aja badannya menegang dan dijatuhkannya ke badan gue, dan gue juga ngerasain kontol gue bener bener basah sama cairan vagina.
Si Dinda gue rebahin di pinggir ranjang dan gue berdiri di atas lutut gue, setelah itu gue buka kedua pahanya yang putih itu dan gue masukin lagi kontol gue ke memeknya. Gue senderin kedua kaki Dinda ke badan gue dan sambil meganin kedua kakinya, gue mulai ngegoyangin pinggul gue maju mundur. Gue bilang ke Dinda, “Sekarang giliran gue “. Awalnya gue goyang dengan lambat dan makin lama makin cepat, gue ngerasain kenikmatan yang diberikan memeknya si Dinda.
Sementara itu, si Dinda cuma bisa melenguh, “Uhhhg ohhhh lagi Ndra uufhh” dan meremas-remas teteknya sendiri sambil menggelinjang-gelinjang. Nggak lama, gue turunin frekuensi goyangan gue jadi gue bisa sambil nyiumin betisnya Dinda. “Ndra ohhg, masukin yang dalem uuhhhpp” dan gue sahutin, “OK, sekarang lingkarin kaki elo di pinggang gue, gue akan tancepin dalem-dalem kontol gue”.
Si Dinda nurut dan gue tarik kontol gue pelan-pelan setelah itu gue masukin lagi secepat mungkin dengan tenaga penuh, jadi gue masukin kontol gue dengan sentakan-sentakan bertenaga. Dinda cuma bisa menjerit setiap kali kontol gue memasuki memeknya, “Oohhh uuhhhpp .. uuhhhpp Ndra lagiii ohhh gilaa ouchh “. Kedua tangannya merenggut seprei keras-keras, karena dia merasakan sedikit rasa sakit yang bercampur kenikmatan yang luar biasa, dan Dinda memejamkan matanya, suatu tanda dia bener-bener menikmati kontol gue.
Nggak lama kemudian gue ngerasain kedua pahanya menegang dan menjepit pinggang gue dengan keras, demikian juga dengan badannya yang menegang dan punggungnya terangkat dari tempat tidur, membuat teteknya makin menonjol. Akhirnya dia menjerit lagi, “Ouchhh Ndra . Gue orgasm lagi . Ouchh” dan gue rebahin badan gue di atas badannya sambil gue ciumin leher, telinga dan teteknya yang menggelembung keras. Kemudian gue suruh dia untuk terlentang di tengah ranjang.
Sambil gue remas teteknya, gue bisikin dia, “Satu session lagi yaa ” dan dia menyahut, “Elo bener-bener ngebuat gue gila Ndra”. Dengan lutut gue, gue buka lagi kedua pahanya dan untuk ke sekian kalinya kontol gue masuk lagi di memeknya. Gue rebahin badan gue menimpa badannya Dinda dan gue ngerasain kedua teteknya di dada gue, sementara itu kedua tangan Dinda memeluk tubuh gue dengan erat.
Gue cium bibirnya, sehingga kita kembali merasakan lidah-lidah yang beradu dan gue mulai menggoyangkan pinggul gue naik turun. Dua puluh menit kemudian, Dinda mulai menggelinjang dengan liar di bawah badan gue dan gue merasakan kenikmatan yang lain yaitu tetek-teteknya makin bergesekan dengan dada gue. Setelah itu gue makin mempercepat goyangan dan Dinda mulai mendesah-desah lagi, “Ohhg . Ufhhp”, nggak lama kemudian dia menjerit, “Ndra, gue mau orgasm lagi ouchhh”.filmbokepjepang.com